Sejarah Perkembangan Ujian Nasional di Indonesia

Diposting pada

Sejarah Perkembangan Ujian Nasional di Indonesia

Gurubaca.com. Di dalam dunia pendidikan, ujian nasional tidak semata-mata ada begitu saja lho! Ujian nasional memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang.

Sejarah ujian nasional di Indonesia ada sekitar tahun 1950-an. Sejak saat itu, nama ujian nasional memiliki nama yang berbeda-beda, begitu juga dengan konsep dasar serta standar ujiannya.

Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim memutuskan di tahun 2020 akan menjadi tahun terakhir pelaksanaan ujian nasional (UN) di Indonesia.

Ujian nasional (UN) di Indonesia merupakan sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan secara nasional.

Penyelenggaraan ujian nasional, selanjutnya akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.

Asesmen ini terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.

Bagaimana dengan sejarah perjalanan Ujian Nasional di Indonesia yang memiliki banyak nama tersebut? Berikut ini adalah uraian sejarah perjalanan Ujian Nasional di Indonesia.

Tahun 1950 – 1965 (Ujian Penghabisan)

Di awal tahun 1950–1965, pada masa itu ujian nasional bernama Ujian Penghabisan. Saat itu materi ujian berasal dari Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Pada periode ini Menteri Pendidikan nya yaitu Sarmidi Mangunsarkoro, Bahder Djohan, Wongsonegoro, Mohammad Yamin, Soewandi Notokoesoema, dan Prijono.

Tahun 1965 – 1971 (Ujian Negara)

Pada masa ini, Ujian Penghabisan berganti nama menjadi Ujian Negara, yang mana waktu dan materi ujian ditentukan oleh pemerintah pusat.

Sejarah Perkembangan Ujian Nasional di Indonesia

Adanya ujian ini, bertujuan untuk menentukan kelulusan, sehingga siswa dapat melanjutkan ke sekolah negeri atau perguruan tinggi negeri apabila telah lulus Ujian Negara.

Sedangkan bagi yang tidak lulus Ujian Negara tetap memperoleh ijazah dan dapat melanjutkan ke sekolah atau perguruan tinggi swasta. Pada masa  ini yang menjabat Menteri Pendidikan yaitu Sarino Mangunpranoto, Sanusi Hardjadinata, dan Mashuri Saleh.

Tahun 1972–1979 (Ujian Sekolah)

Ujian negara berubah menjadi Ujian Sekolah, Tujuan adanya ujian ini yaitu untuk menentukan peseta didik tamat atau telah menyelesaikan program belajar dalam satuan pendidikan.

Seluruh bahan ujian berasal dari sekolah atau kelompok sekolah masing-masing. Pemerintah pusat hanya menyusun pedoman penilaian dan panduan ujian nasional yang bersifat umum.

Biaya ujian sepenuhnya ditanggung oleh peserta didik. Menteri Pendidikannya pada saat itu adalah Sumantri Brodjonegoro dan Syarief Thayeb.

Tahun 1980–2001 (Ebtanas dan Ebta)

Pada periode ini Ujian Nasional bernama Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dan EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir). Ebta sendiri mengujikan berbagai mata pelajaran non-ebtanas.

Tujuan Ebtanas yaitu mengevaluasi, dan mengembangkan mutu pendidikan. Serta memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).

Dalam pelaksanaan Ebtanas, sekolah berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Sedangkan pada Ebta, sekolah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi.

Kelulusan siswa tergantung dengan adanya kombinasi hasil Ebta dan Ebtanas serta nilai ujian harian pada rapor. Menteri Pendidikan pada masa-masa ini adalah Daoed Jusuf, Nugroho Notosusanto, Fuad Hassan, Wardiman Djojonegoro, Wiranto Arismunandar, Juwono Soedarsono dan Yahya Muhaimin.

Baca : Pengertian Akreditasi Sekolah, Tujuan, Fungsi, Prinsip dan Manfaatnya

Tahun 2002 – 2004 (Ujian Akhir Nasional)

Pada periode ini nama Ebtanas berubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Tujuan adanya UAN yaitu menentukan kelulusan, pemetaan mutu secara nasional, dan seleksi ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Mata pelajaran yang diujikan ada tiga, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. soal berasal dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik). Pada masa ini Menteri Pendidikannya yaitu Abdul Malik Fajar dan Bambang Sudibyo.

Tahun 2005 – 2012 (Ujian Nasional)

Istilah ujian berubah menjadi Ujian Nasional. Soal ujian berasal dari pusat dengan menggunakan soal-soal dari Bank Soal Nasional.

Ujian Nasional diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BPSN) yang dibantu oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik)

Menteri Pendidikan pada masa itu yaitu Muhammad. Ujian Nasional merupakan nama ganti dari Ujian Akhir Nasional (UAN) yang menjadi syarat kelulusan.

Tahun 2014-2015 (Ujian Nasional Berbasis Komputer, UNBK)

Pada tahun 2014, di bawah Menteri Pendidikan Anies Rasyid Baswedan, Ujian Nasional berganti nama menjadi Ujian Nasional Berbasis komputer (UNBK) Pada masa ini ujian nasional diselenggarakan menggunakan komputer sebagai media ujiannya.

Demikian ulasan mengenai sejarah perkembangan Ujian Nasional di Indonesia. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan