Sejarah Perkembangan Pendidikan di Indonesia

Diposting pada

Sejarah Perkembangan Pendidikan di Indonesia

Gurubaca.com. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 dan hanya sekitar 7000 pulau yang berpenghuni.

Dahulu, Indonesia terkenal kaya akan sumber daya alam (SDA). Oleh karena itu, Indonesia merupakan negara yang diincar oleh banyak negara Eropa waktu itu.

Negara Eropa mengincar Indonesia hanya untuk menguasai dan mendapatkan hasil rempah dan memperbudak bangsa Indonesia. Dari zaman sebelum Indonesia merdeka kita sudah mengenal istilah pendidikan.

Akan tetapi, perkembangan pendidikan pada masa itu jauh dari kata baik. Tidak semua masyarakat Indonesia bisa menempuh ke jenjang pendidikan yang layak.

Oleh karena itu, kita harus banyak bersyukur karena kita hidup di zaman modern yang penuh dengan banyak perubahan, termasuk sistem perkembangan pendidikan di Indonesia.

Pendidikan merupakan proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang atau individu yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, penelitian, dan pelatihan.

Terdapat beberapa landasan yang menimbulkan adanya pendidikan di antaranya yaitu, Pendidikan Agama Hindu-Buddha, Pendidikan Agama Islam, dan Pendidikan Agama Katholik dan Kristen Protestan.

Kepentingan para penjajah menjadi landasan pendidikan yaitu pendidkan pada masa Portugis, pendidikan pada masa Belanda (VOC), dan pendidikan pada masa penjajahan Jepang.

Pendidikan pada masa kemerdekaan, pendidikan pada masa Orde Baru, dan pendidikan pada masa Reformasi.

Ajaran Agama sebagai Landasan Pendidikan

1. Pendidikan Hindu-Buddha

Sistem pendidikan Hindu Buddha yaitu bernama system gurukula, dimana murid datang kepada tenaga pendidik atau guru bersama dengan murid yang lain untuk melaksanakan pembelajaran secara bersama-sama.

Pola pendidikan yang diterapkan tidak dilakukan dalam kompleks yang bersifat kolosal, tetapi oleh beberapa guru di padepokan-padepokan dengan jumlah murud yang relative terbatas serta sumber bahan ajar yang bersifat spiritual religious.

Sifat pengajaran tidak dilaksanakan secara formal, maka dari itu setiap murid kemungkinan dapat berpindah dari guru satu ke guru yang lain dalam meningkatkan ilmu pengetahuan serta memperdalam ilmu yang dimiliki sebelumnya.

Pendidikan yang diutamakan yaitu pendidikan keagamaan, pemerintahan, strategi perang, ilmu kekebalan tubuh, dan kemahiran menunggang kuda serta memainkan senjata tajam.

2. Pendidikan Islam

Para pedagang asal pulau Sumatera dan Jawa, kemudian para saudagar yang beragama Islam asa Gujarat menjadi penyebar agama Islam di Indonesia.

Ajaran agama Islam berkembang di kawasan pesisir pantai, sementara Hindu Budha berkembang di kawasan pedalaman

Perkembangan pendidikan agama Islam sudah masuk terlebih dahulu sebelum kerajaan Islam pertama berdiri, yaitu Kerajaan Samudera Pasai.

Hal ini terbukti dengan adanya batu nisan wanita yang bernama Fatimah Binti Maimun pada tahun 467 H (1082 M) di Gresik Jawa Timur.

Di masa pra-kolonial pendidikan agama Islam berupa pesantren, pendidikan di mushola, pendidikan di madrasah. Pendidikan di mushola yaitu berupa pembelajaran sederhana yang dibimbing guru mengaji yang memiliki status di bawah kyai.

Materi yang diajarkan yaitu membaca Al-Qur’an dan Fiqih Dasar. Sistem pendidikan di pesantren mempelajari ilmu keagamaan, penghormatan tertinggi kepada guru, dan tidak ada gaji untuk guru karena memotivasi santri ikhlas semata-mata karena Allah bukan karena hal tertentu.

Pengajaran di pendidikan madrasah, yaitu mengajarkan tentang beberapa ilmu pengetahuan seperti ilmu pengobatan dan ilmu astronomi.

3. Pendidikan Katholik dan Kristen Protestan

Bermula dari abad ke-16 melalui orang-orang portugis yang berkuasa di Malaka. Pada saat itu rempah-rempah sangat mahal, portugis bersama pendakwah Katholik-Roma yang berperan sebagai penasehat spiritual yang menempuh perjalanan serta menyebarkan agama yang diyakini pada tempat-tempat yang ia datangi.

Portugis dan Katholik-Roma menduduki suatu pulau, menjadikan masyarakat setempat sebagai pemeluk Katholik-Roma yang merupakan salah satu tujuan utama mereka dalam menyebarkan agama.

Setelah itu kekuasaan Portugis tergantikan oleh Spanyol, kemudian sistem pendidikanKatholik-Roma tersebar di bawah pengaruh bangsa Belanda pasa saat itu.

Baca : Masalah Pendidikan di Indonesia, Faktor Penyebab, dan Solusinya

Kepentingan Penjajah Menjadi Landasan Pendidikan

1. Pendidikan Masa Portugis

Portugis datang disusul dengan bangsa Spanyol untuk berdagang dan menyebarkan agama Katholik. Pada saat itu, Pada abad ke-16 Indonesia mengalami perkembangan dalam aspek ekonomi.

Portugis dating ke Indonesia bersama dengan salah satu missionaries yaitu Franciscus Xaverius . Franciscus Xaverius memiliki pemikiran untuk mendirikan sekolah untuk penyebaran agama Nasrani.

Di tahun 1536 telah berdiri sebuah sekolah di Ternate dimana hanya ada anak-anak terkemuka yang bersekolah di sana.

Materi pembelajarannya, yaitu pelajaran agama, membaca, menulis dan berhitung. Di bagian Flores Timur tepatnya di Kabupaten Solor juga telah berdiri sebuah sekolah yang memiliki kurang lebih 50 peseta didik yang belajar bahasa Latin.

Tujuh kampung di Ambon juga menyelenggarakan pengajaran pendidikan bagi rakyat umum. Pada pengajaran ini menimbulkan pemberontakan sehingga hilang misi Katholik di Maluku dan juga usaha-usaha menyebarkan pendidikan dan agama terpaksa berhenti..

2. Pendidikan Masa Belanda

Belanda datang ke pulau Jawa untuk berdagang, menciptakan kekuasaan baru setelah Portugis di akhir abad ke-16. Belanda tergabung dalam badan perdagangan VOC (Vereenigde Oostindische Compagine), yaitu perusahaan Hindia Timur Belanda.

Agama Katholik yang tersebar oleh Portugis pada waktu itu, terganti dengan agama Protestan yang merupakan keyakinan bangsa Belanda.

Berdirilah sekolah pertama oleh VOC di tahun 1607. Pembelajaran yang mengajarkan anak-anak dalam hal membaca, menulis, dan sembahyang.

Kemudian pada tahun 1617 beridiri sekolah pertama di Jakarta, lima tahun kemudian sekolah itu berkembang dan memiliki banyak sekali peserta didik.

Sekolah didirikan untuk menghasilkan tenaga tenaga kerja yang unggul dan baik sehingga bisa dipekerjakan di bidang administrasi dan gereja pada pemerintahan.

Pendidikan kejuruan muncul pada abad ke-19, serta muncul golongan-golongan baru pada abad ke-20, yaitu golongan cerdik yang mendapat pendidikan barat. Tetapi golongan ini tidak mendapat tempat dan perlakuan yang wajar dalam masyarakat colonial.

3. Pendidikan Masa Jepang

Jepang menguasai Indonesia hanya untuk perang, menyebabkan runtuhnya pengaruh kolonial Belanda begitu juga dengan runtuhnya sistem pendidikan.    

Sekolah-sekolah untuk anak belanda kalangan atas lenyap karena banyak orang-orang belanda yang terpenjara oleh pemerintahan militer Jepang. Hanya susunan sekolah anak-anak Indonesia yang tersisa.

Sekolah rendah, yaitu Sekolah Desa 3 tahun, Sekolah Sambungan 2 tahun, ELS, HIS, HCS masing-masing 7 tahun, Schakel School 5 tahun, dan MULO terhapus.

Pendidikan sekolah rakyat (Kokomin Gakko) 6 tahun, Sekolah Menengah Cu Gakko (laki-laki) dan Zyu Gakko (perempuan) 3 tahun. Sekolah-sekolah tersebut ada sejak masa pemerintahan Jepang, serta banyak juga sekolah kejuruan (sekolah guru) yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga pendidik dalam jumlah besar untuk memompa dan mempropaganda semangat Jepang kepada peserta didik.

Pendidikan Pasca Kemerdekaan

Sejarah Perkembangan Pendidikan di Indonesia

1.Pendidikan pada masa Kemerdekaan

Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidik yang berjasa pada masa colonial Belanda, diikuti dengan Moh. Syafe’I dari INS, dan Mr. Suwandi. Mereka mengganti ejaan Bahasa Indonesia yang sebelumnya sudah tersusun oleh Van Phuysen.

Para tokoh tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk mengangkat toho yang berjasa dalam bidang pendidikan Indonesia di masa Kolonial di awal pendidikan masa kemerdekaan.

Pengangkatan Menteri PP dan K. Prof. Dr. Priyono dari partai Kiri Muba menjadi tanda pengaruh  masuknya ideology kiri di dunia pendidikan.

2. Pendidikan Masa Orde Baru

Usaha pembangunan terencana dalam Pelita I, Pelita II, dan seterusnya telah berjalan dengan baik oleh pemerintahan pada masa Orde Baru.

Rencana pendidikan Pelita I, pada saat itu harga minyak tanah yang tinggi menyebabkan pembengkakan keuangan negara.

Hal ini menyebabkan berdirinya SD Inpres (Instruksi Presiden) dengan mengangkat guru-guru dan mencetak buku bahan ajar.

Beberapa hasil dari pembangunan terencana pelita I telah ditatar lebih dari 10.000 guru, 63,5 juta buku bahan ajar SD, 6000 sekolah dasar dibangun serta beberapa Proyek Pusat Latihan Teknik, di kota-kota besar saat itu.

3. Pendidikan pada Masa Reformasi

Pemerintah pada masa reformasi menjalankan amanat yang bersumber dari UUD 1945 yaitu memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN.

Pemerintah pada masa reformasi melakukan tiga kali perubahan kurikulum yaitu Kurikulum Berbasis Kompetisi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Kurikulum 2013.

Demikian ulasan mengenai sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia. semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan