Discovery Learning : Kelebihan dan Kekurangan serta Sintak dalam Pembelajaran
Gurubaca.com. Tidak ada model pembelajaran yang sempurna, serta tidak luput dengan kekurangan yang terkandung di dalamnya, termasuk pada discovery learning.
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang kita dapat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut.
Oleh karena itu, setiap guru harus memahami setiap model pembelajaran, serta pandai memilih model pembelajaran apa yang sesuai untuk di implementasikan pada kegiatan belajar mengajar di kelas.
Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada pada model pembelajaran discovery learning.
Kelebihan
Berikut ini adalah beberapa kelebihan.
1. Membantu peserta didik dalam memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan serta proses berpikir kognitif.
2. Melalui model pembelajaran ini mampu menguatkan pengertian dan ingatan mereka melalui pengetahuan yang peserta didik pelajari.
3. Menciptakan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
4. Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
5. Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akal dan motivasi sendiri.
6. Membantu peserta didik memperkuat konsep di diri mereka, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
7. Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
8. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan pasti.
9. Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide secara lebih baik.
10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru.
11. Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
12. Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
13. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
14. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik.
15. Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
16. Mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kelemahan
Berikut ini beberapa kelemahan yang ada pada model pembelajaran ini.
1. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
2. Bagi peserta didik yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan.
3. Tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
4. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan peserta didik dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
5. Pembelajaran ini lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
6. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang di kemukakan oleh para peserta didik
7. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan peserta didik temukan karena guru telah memilih terlebih dahulu.
Sintak pada Model Discovery Learning
Berikut ini sintak pada model pembelajaran discovery learning,
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Menghadapkan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan pada peserta didik. Setelah itu, berlanjutb untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Permasalahan yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang mereka hadapi.
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi sedang berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik dalam mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Hal ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian peserta didik berkesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang mereka hadapi. Secara tidak sengaja peserta didik telah menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Mengacak, mengolah mengklarifikasikan serta menafsirkan observasi, serta semua informasi hasil bacaan pada tingkat kepercayaan tertentu.
Selain itu, data processing atau pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi.
Berdasarkan generalisasi tersebut, peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban atau penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini, peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang di tetapkan tadi dengan temuan alternatif, hal ini terhubung dengan hasil data processing.
Pembuktian bertujuan agar proses belajar berjalan dengan baik dan kreatif. Guru akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang mereka temui dalam kehidupannya.
6. Generalization (Penarikan Simpulan)
Tahap generalisasi atau tahap penarikan simpulan merupakan proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat peserta didik jadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi, maka di rumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi atas makna dan kaidah yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman tersebut.
Baca : Pengertian Discovery Learning, Ciri-ciri, dan Tujuannya
Demikianlah ulasan mengenai kelebihan dan kekuranag pada model Discovery Learning serta sintak dalam pembelajaran. Semoga bermanfaat.