Pengertian Discovery Learning, Ciri-ciri, dan Tujuannya
Gurubaca.com. Discovery learning atau juga bisa disebut pembelajaran penemuan merupakan salah satu model pembelajaran yang sudah diterapkan pada dalam Kurikulum 2013.
Model pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran dalam bentuk pemahaman konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Pada model ini, peserta didik di minta mengorganisasi sendiri pembelajaran. Model pembelajaran ini pertama kali di kemukakan oleh Bruner.
Ide dasar Bruner adalah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran penemuan dilakukan dalam bentuk kegiatan, seperti observasi, klasifikasi, pengukuran, dan prediksi. Kegiatan tersebut di namakan cognitive process.
Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang berasal dari lingkungan, yaitu : enactive, iconic, dan symbolic.
Pada tahap enactive, seseorang melakukan berbagai aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya.
Hal ini berarti, dalam memahami dunia sekitarnya, anak atau individu menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
pada tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
Selanjutnya ada tahap symbolic, yaitu seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak. Hal ini berpengaruh pada kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Di dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Bentuk Discovery Learning
Berikut ini, terdapat dua cara yang ada pada model pembelajaran penemuan.
1. Pembelajaran Penemuan Bebas (Free Discovery Learning)
Pembelajaran penemuan bebas adalah pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan guru.
2. Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning)
Pembelajaran penemuan terbimbing adalah pembelajaran penemuan yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator.
Pelaksanaan pembelajaran penemuan dapat menggunakan sistem komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah.
Oleh karena itu, sistem pendekatan satu arah penyajiannya berupa bentuk rangsangan peserta didik untuk memecahkan masalah yang guru ajukan melalui langkah-langkah penemuan.
Sistem pendekatan dua arah, jika melibatkan peserta didik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, melakukan penemuan, dan guru membimbing ke arah jawaban atau penyelesaian masalah yang benar.
Ciri-ciri
Berikut ini merupakan ciri ciri dari pembelajaran penemuan.
1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, mengabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan.
2. Berpusat pada peserta didik.
3. Menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Tujuan
Berikut ini beberapa tujuan dari adanya model pembelajaran penemuan.
1. Di dalam proses penemuan, peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga partisipasi banyak didik dalam pembelajaran meningkat.
2. Pelalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak.
3. Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
4. Pembelajaran dengan penemuan akan membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
5. Keterampilan yang merka pelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah peserta didik transfer untuk aktifitas baru dan dapat mereka lakukan dalam situasi belajar yang baru.
Baca : Unsur-Unsur Model Blended Learning beserta kelebihan dan kekurangannya
Demikian pengertian Discovery Learning, ciri-ciri, dan tujuannya. Semoga dapat bermanfaat.